Friday, May 8, 2009

Home Improvement 9

Adakalanya bila ia berlanjutan berpanjangan hingga tidak tertanggung lagi segala rasa di dada, air matamu terburai juga akhirnya meratap hiba. Aku tak tahu berapa lama lagi bantal yang menekap wajahmu mampu menyerap segala tangisan itu. 

Bila pintu billik kau tutup rapat menghalang aku dari menghulurkan lengan baju dan bahuku, untuk bantu menyerap segala dukamu, sebelum bantal habis kuyup menanggung semua luka di hati.

Aku tinggalkan kamu sementara waktu, selamanya yang kau perlu, bersendirian dalam kamar dunia pasrahmu. 

Seperti membuang waktu.

Berdiri di tepi jalan, rokok di tangan, rokok di mulut, rokok di tangan, rokok di mulut, rokok di tangan, macam orang tiada haluan.

Ditemani pemuzik jalanan, orang yang tidak dikenali dengan gitar akustiknya yang aku sanggup ajak minum kopi. Dan membayarnya berpuluh-puluh wang cenderahati. 

Untuk mainkan dengan indahnya, lagu kita berulang kali. 

Berulang kali.

1 comment: